RI Berencana Menghentikan Impor BBM, Berikut Tanggapan Dari Singapura

Pemerintah Republik Indonesia berencana untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Rencana ini telah ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Selama ini, impor BBM dari Singapura menyuplai 54% dari total kebutuhan nasional. Meskipun Singapura tidak memproduksi minyak mentah, negara ini berfungsi sebagai pusat penyulingan dan pemasok utama produk ke negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia. Produksi bahan bakar fosil di Indonesia telah menurun selama bertahun-tahun, sehingga Indonesia harus mengimpor sekitar 290.000 barel bahan bakar cair olahan per hari dari negara tetangga yang lebih kecil, menurut analisis Sentosa Shipbrokers. Sebagian besar BBM yang diimpor dari Singapura adalah bensin dan solar. "Jika rencana ini berhasil, akan ada perubahan signifikan di pasar tanker," ujar Sentosa, seperti yang dikutip dari Straits Times, Kamis (14/5/2025). Sentosa Shipbrokers adalah perusahaan broker kapal yang berbasis di Singapura. Bahlil menilai bahwa selama menjabat sebagai Menteri ESDM, ia telah melakukan evaluasi terhadap produk impor, termasuk BBM. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa harga beli minyak dari Singapura setara dengan harga beli BBM dari Timur Tengah. "Setelah saya periksa, harganya ternyata sama dibandingkan dengan dari negara-negara di Timur Tengah. Jadi, kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan hanya mungkin, tetapi hampir pasti kita akan beralih untuk mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara tersebut," kata Bahlil saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Kamis (14/5/2025). Ia menargetkan bahwa dalam enam bulan ke depan, rencana pengalihan impor BBM dari Singapura ke negara lain dapat segera direalisasikan. Untuk mewujudkan rencana ini, Pertamina sedang membangun dermaga besar yang dapat dilalui oleh kapal-kapal besar.

Karena kapal yang berasal dari Singapura berukuran kecil, hal ini menjadi salah satu alasan. Oleh karena itu, kami membangun kapal yang lebih besar agar dapat mengangkut barang dalam satu perjalanan tanpa kendala. Dengan demikian, pelabuhan juga diperluas dan kedalamannya harus dipertahankan," ujarnya. Selanjutnya, Bahlil menyatakan bahwa pemerintah berencana untuk mengalihkan sebagian impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi negosiasi Indonesia dalam menanggapi kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. "Ya, sebagian. Kita sudah memiliki perjanjian dengan Amerika. Salah satu yang kami tawarkan adalah kewajiban untuk membeli beberapa produk dari mereka, termasuk BBM, crude, dan LPG," tambahnya.

Tag: Bahlil Lahadalia ESDM Impor BBM Singapura