Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari yang diperkirakan. Pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah menguat sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.582 per dolar AS, dibandingkan dengan Rp16.627 per dolar AS sebelumnya. "Rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS yang mengalami pelemahan signifikan setelah data inflasi AS yang dirilis semalam lebih rendah dari perkiraan," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta pada hari Rabu. Secara month to month (MoM), inflasi inti dan inflasi umum AS meningkat 0,2 persen, lebih rendah dari perkiraan 0,3 persen. Sementara itu, inflasi umum year on year (YoY) naik 2,3 persen, sedikit di bawah perkiraan 2,4 persen. Menurut laporan dari Xinhua, Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk barang dan jasa mengalami kenaikan 0,2 persen secara musiman pada bulan April 2025 setelah mengalami penurunan 0,1 persen pada bulan Maret 2025. "Dari sisi domestik, investor menantikan data penjualan ritel yang diperkirakan akan tumbuh 3,3 persen, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 2 persen," tambahnya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Lukman memprediksi bahwa kurs rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp16.500-Rp16.600 per dolar AS.
Berita Terkait
404
404