ANTARA/Muzdaffar Fauzan

BKPM Meningkatkan Investasi Pada Produk Lanjutan Tembaga Yang Memiliki Nilai Tambah Tinggi

Selasa, 10 Jun 2025

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa mereka sedang berusaha untuk meningkatkan investasi hilirisasi di sektor tembaga yang menghasilkan produk lanjutan, karena sektor ini memiliki nilai tambah yang tinggi.

Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara (Minerba) BKPM, Rizwan Aryadi Ramdhan, yang ditemui setelah acara Indonesia Miner 2025 di Jakarta pada hari Selasa, menjelaskan bahwa saat ini pengembangan hilirisasi tembaga di Indonesia masih berada pada tahap satu, seperti yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia yang baru mampu memproduksi katoda tembaga (copper cathode).

"Belum sampai pada produk turunan lainnya, seperti copper foil, copper slab, dan sebagainya. Produk yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari memiliki nilai tambah yang lebih tinggi," ujarnya.

"Itulah yang ingin kita kejar, karena yang dilakukan Freeport masih sebatas pada tahap satu. Kita ingin mencapai tahap berikutnya, yaitu produk turunan yang saat ini masih sedikit pelaku usahanya," tambahnya.

Menurutnya, selama ini hasil hilirisasi tahap satu biasanya diekspor, padahal produk tembaga yang dihasilkan dapat menghasilkan barang aplikatif yang memiliki nilai jual tinggi.

Namun, hingga saat ini, produk tersebut banyak dimanfaatkan oleh negara lain, sehingga Indonesia menjadi tujuan impor untuk produk tembaga tahap lanjutan.

"Contohnya ke China atau negara lain untuk diproses dan mendapatkan nilai tambah di sana. Setelah itu, produk yang siap digunakan di industri hilir atau yang aplikatif baru diimpor kembali ke Indonesia. Ini berarti nilai tambah yang besar terjadi di luar negeri, dan kita hanya menjadi pasar," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa untuk menarik minat investasi di dalam negeri, pihaknya telah menyiapkan berbagai program, seperti pembebasan pajak (tax holiday), keringanan pajak (tax allowance), serta aktif melakukan promosi di luar negeri.

Pada kuartal pertama tahun 2025, BKPM mencatat bahwa realisasi investasi dalam periode tersebut mencapai Rp465,2 triliun atau 24,4 persen dari total investasi keseluruhan tahun ini.

Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,9 persen dibandingkan tahun lalu (year on year), serta naik 2,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Dari total penanaman modal ini, terbagi menjadi penanaman modal asing (PMA) sebesar 49,5 persen atau Rp230,4 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar 49,3 persen atau Rp229,3 triliun.


Tag:



Berikan komentar