Jakarta- Kata "mewah" dalam konteks perjalanan keluarga (luxury family travel) perlahan tapi pasti melepaskan diri dari stereotip eksklusivitas yang mahal dan sulit dijangkau. Di era digital, kemewahan justru mengalami proses demokratisasi melalui konten kreator yang menghadirkan inspirasi dan aksesibilitas. Inti dari kemewahan baru ini bukan lagi pada harga kamar termahal, tetapi pada kualitas waktu, personalisasi pengalaman, dan kedalaman cerita yang bisa dibawa pulang sebuah keluarga.
Laporan dari BCA Prioritas memproyeksikan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun di mana perjalanan mewah diikuti bersama oleh tujuh generasi—mulai dari Gen Beta hingga Baby Boomer. Ini adalah pasar yang sangat beragam, di mana kebutuhan dan ekspektasi antar generasi dalam satu keluarga bisa sangat berbeda. Di sinilah konten digital berperan sebagai jembatan. Seperti diungkapkan Public Relations Manager RedDoorz, Devi Febriana, media sosial seperti Instagram dan TikTok kini menjadi sumber informasi liburan utama, bahkan mengalahkan rekomendasi tradisional. Konten kreator berperan sebagai "pemandu terpercaya" yang membantu keluarga menyaring pilihan dan memvisualisasikan pengalaman.
Anthony Akili, Presiden & CEO Smailing Tour, melihat tren ini sebagai pergeseran paradigma. "Luxury travel justru bergerak ke arah sebaliknya, di mana setiap perjalanan dirancang secara personal sesuai karakter dan kebutuhan traveler," ujarnya kepada Suara.com. Pernyataan ini sejalan dengan apa yang ditawarkan oleh banyak akun perjalanan keluarga di Indonesia. Mereka menunjukkan bahwa "personal" bisa berarti memilih hotel dengan kids club yang asyik untuk anak, restoran dengan menu khusus balita, atau itinerary yang tidak membosankan bagi remaja. Kemewahan terletak pada detail-detail yang memudahkan dan menyenangkan semua pihak.
Baca Juga: Pentingnya Data Akurat Bagi Mitigasi Bencana Dan Pencegahan Korupsi Menurut DPR
Ambil contoh bagaimana sebuah akun keluarga seperti Marvelvino mengkurasi perjalanannya. Dalam deskripsi "About Us", mereka menekankan bahwa perjalanan adalah tentang "perjalanan seumur hidup yang dipenuhi tawa bersama, pertemuan yang bermakna, dan kenangan yang melekat selamanya". Filosofi ini tercermin dalam konten mereka yang meliputi staycation di hotel nyaman, eksplorasi mal, dan kunjungan ke atraksi—semua dengan sudut pandang kepraktisan sebuah keluarga. Mereka tidak hanya menjual kemewahan visual, tetapi juga gagasan bahwa momen berkualitas bisa diciptakan di berbagai setting, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, mereka mendemokratisasi konsep luxury travel menjadi sesuatu yang lebih tentang persiapan, pengetahuan, dan sudut pandang, bukan semata-mata anggaran besar.
Pada akhirnya, kemewahan dalam perjalanan keluarga di era digital adalah tentang kendali dan wawasan. Konten kreator memberikan keduanya: mereka memberdayakan keluarga-keluarga Indonesia untuk merencanakan perjalanan yang sesuai dengan dinamika mereka sendiri. Industri pariwisata, dari hotel hingga agen perjalanan, merespons dengan layanan yang lebih fleksibel dan berorientasi pada pengalaman. Luxury family travel versi baru ini telah bertransformasi dari simbol status menjadi alat untuk family bonding yang lebih bermakna, dibuka aksesnya oleh para kreator yang paham bahwa kemewahan terbesar sebuah keluarga adalah kebersamaan yang bahagia dan tanpa repot.